sitisartikah.com

Adab-adab sunah dalam menghadapi penyakit dan berobat

Bismillahirrahmaanirrahiim
Adab-adab sunah dalam menghadapi penyakit dan berobat
Bagian 2
Resume kajian
Uzt. Marjuin Fahmi, M.PdI
18 April 2024
adab-adab sunah menghadapi penyakit dan berobat

🩺Hr. Ahmad
Riwayat dari Usama bin Syariq : Saya pernah mendatangi Rasulullah Saw dan para sahabat duduk seakan-akan di atas kepala mereka ada burung, maksudnya adalah para sahabat duduk tenang atau khusyuk di hadapan Rasulullah Saw. Lalu aku mengucapkan salam lalu ikut duduk.
Kemudian ada orang Badui lalu masuk dan berkata : Wahai Rasulullah Saw bolehkah kita berobat? Rasulullah Saw menjawab : berobatlah kalian. Karena Allah tidak akan meletakkan penyakit melainkan Allah menyertakan obatnya.
Kata-kata ini bermaksud bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, kecuali penyakit tua. Penyakit tua tidak ada obatnya. Kita tidak bisa menghindari kulit keriput, uban, dan lain-lain (sunatullah).

🩺Hr. Ibnu Majah
Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan Allah menurunkan obatnya. Maka berobatlah kalian.

🩺Hr. Muslim
Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu memang sesuai dan tepat sasaran, maka ia akan sembuh atas izin Allah.

Lalu bagaimana jika harus berobat dengan sesuatu yang haram.

🩺Berobat dengan sesuatu yang haram.
Ulama mengharamkan berobat dengan khamar (minuman keras) dan hal-hal lain yang diharamkan.

▪️Hr. Muslim
Sahabat bertanya tentang khamar yang dijadikan obat, kemudian Rasulullah Saw menjelaskan : Sesungguhnya khamar itu bukan obat tapi penyakit.

▪️Hr. Ibnu Al Baihaki
Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat dari sesuatu yang diharamkan.

▪️Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat. Allah jadikan setiap penyakit itu ada obatnya. Maka berobatlah kalian tapi jagalah dari sesuatu yang haram.

▪️Hr. Ahmad
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw melarang berobat dengan sesuatu yang jelek atau najis yaitu racun.

🩺Apakah boleh berobat kepada dokter yang kafir?
Ulama membolehkan kita berobat ke dokter kafir. Namun berobat dengan dokter muslim yang sholeh, lebih diutamakan. Karena dokter yang sholeh akan memberi nasehat yang baik.

Bagaimana jika dokter spesialis yang ada ternyata kafir?
▪️Berobat kepada dokter spesialis kafir, jawabannya boleh. Asal dokter tersebut bisa dipercaya.
▪️Rasulullah Saw pernah meminta seseorang yang kafir sebagai penunjuk jalan saat hijrah ke Madinah.

🩺 Apakah muslimah boleh berobat ke dokter laki-laki? dan sebaliknya muslim boleh berobat ke dokter muslimah? 
Jawabannya Boleh. Tapi usahakan dulu, seorang muslimah mencari dokter muslimah atau perempuan, bila dirasa sulit, boleh berobat ke dokter laki-laki.

▪️Dokter laki-laki dibolehkan melihat sekedarnya aurat pasien perempuan. Melihat hanya seperlunya saja. Jika dibutuhkan atau kondisi darurat, dokter laki-laki jika bisa menyentuh pasien perempuan. Demikian hal yang sama dokter perempuan kepada pasien laki-laki.

▪️Hr. Bukhari
Sahabat perempuan berkata : Kami pernah ikut berperang bersama Rasulullah Saw. Kami memberi makan kepada kaum laki-laki. Dan kami membantu membawa pulang mayat-mayat dan membantu orang-orang terluka.

Wallahu'alam bishowab...
Siti Sartika Hardiyanti
Assalamu'alaikum, Welcome to My Blog Housewife journal berisikan lifestyle parenting, cooking dan book's review. Semoga blog ini bermanfaat yaa, Good reading, Happy mood

Related Posts

Post a Comment