sitisartikah.com

Review Buku "Maukah Jadi Orang Tua Bahagia?"

buku maukah jadi orang tua bahagia

Deskripsi Buku :
Judul : "Maukah jadi orang tua bahagia?"
Penulis : dr. Aisha Dahlan, CHt., CM.NLP
Penerbit : Pustaka Elmadina
Jumlah Halaman : 203 halaman
Tahun cetak : 2022
Jenis Buku : Parenting (islamic parenting)

Lama sekali mau membahas mengenai buku ini. Menurut saya buku ini memiliki lebih banyak persfektif pola asuh untuk anak laki-laki.

Sedikit cerita awal mula rasa penasaran saya thdp buku ini adalah saat mendengar nasihat "bahwa pantang menasihati anak laki-laki saat lapar", muncul pertanyaan kok bisa, ternyata penjelasannya ada dalam buku ini.

Dan ternyata masuk dalam Cara Nabi SAW mendidik anak, yaitu tiga waktu yg tepat dalam menasihati anak pada saat perjalanan, waktu makan dan saat anak sakit.

Dalam buku ini, Ibu Aisha Dahlan mengawalinya dgn menekankan kembali bahwa anak adalah amanah dan berkah, sehingga sebagai orang tua kita diminta untuk berusaha lebih bijaksana dengan niat (kesungguhan), kemauan belajar dan mendekat kepada Rabb.

Bagaimana nasihat yg paling efektif adalah melalui contoh, dimana berdasarkan penelitian membuktikan bahwa 75% proses belajar didapatkan melalui penglihatan dan pengamatan, sementara 13% melalui pendengaran.

Orang tua sebagai figur yang paling dekat dengan anak. Apapun yang kita lakukan akan dengan mudah mereka serap.

Begitupun dengan perkataan, kata-kata afirmasi positif yang kita keluarkan akan menjadi doa positif bagi anak, terlebih lagi ucapan seorang ibu.

Bagi anak, Ibu memiliki pengaruh 3 kali lebih besar dibandingkan ayah, didukung dengan hasil penelitian bahwa 75% mitokondria manusia berasal dari ibunya dan 25% berasal dari ayahnya.

Oleh karenanya kondisi ibu sangat berperan penting terhadap anaknya, jika ibunya semangat maka anak akan 3x lebih semangat dan sebaliknya.

Dengan demikian siapa yang harus berikhtiar lebih baik setiap saat? IBUnya.
dahsyatnya peran seorang ibu

Kata-kata ini begitu dalam dan nyess. Berat ya, memang karena hadiahnya syurga cyiin.

Bagian menarik lainnya dari buku ini mengenai perbedaan otak anak laki-laki dan perempuan yang mana pada anak laki-laki otak kanan lebih dahulu berkembang sehingga lebih senang bermain.

Bagi anak laki-laki bermain ialah belajar.

Jadi yang punya anak laki-laki, wajaar banget kalo maunya main teruss, tandanya memang anak laki-laki buangeet.hehehe

Disini tinggal bagaimana kita mengarahkan bermainnya.

Lalu selanjutnya,,

Melalui buku ini, saya belajar banyak hal mengenai hal-hal yg perlu diketahui tentang anak laki-laki.

Yang mana sampai umur 6 tahun, otak kananlah yang dominan sehingga banyak bermain. Hal ini jadi dasar untuk menurunkan atau menyederhanakan ekspektasi thdp anak. Serta berproses untuk memahami karakter serta bahasa kasih utama anak.

Agar apa? agar bahasa kasih kita bisa sampai kepada mereka, agar anak bisa merasakan bahwa orang tuanya betul-betul memahami mereka dgn penuh kasih sayang.

Ada teknik komunikasi utama yg dicontohkan Ibu Isha, yaitu cuma dua perkara yg bisa membuat ibu bersuara keras, pertama apakah hal itu berbahaya dan apakah itu sopan.

Contoh ini luar biasa ya, mencegah kita untuk tidak konser sepanjang waktu *kita/saya kayanya.

Dimana konser-konser mamak tersebut nyata-nya tidak membuat anak paham, malah menjadikannya bingung.
Selain itu, ada banyak contoh relatetable dengan kehidupan interaksi ibu - anak, suami - istri yg dibahas juga dalam buku ini.

Bahasa yg digunakan bu isha pun sangat nyaman, ringan dan mengena karena juga didukung oleh dalil dan dasar ilmu pengetahuan serta beliaupun sudah mengaplikasikannya.

Buku ini termasuk buku yg buat kita ingin menamatkannya dlm satu waktu, saking menariknya setiap pembahasan.

Secara cetakan, jarak antarakata sangat baik, membantu mempertahankan mood saat membaca. Terutama untuk emak-emak yg biasanya sudah lelah dgn urusan domestik ygy.

Bagi saya pribadi, sangat menyenangkan membaca dan belajar dari buku ini.

Barakallahu fiik Ibu Aisah Dahlan❤️

Ada satu cerita yg saya ingat dari sebuah buku online anak "cat&dog", buku bercerita seekor kucing mengatakan bahwa ia tidak bisa berenang, karena tidak dilahirkan sbg perenang, hanya bisa berjalan. 

Katakpun bertanya, kenapa? but you were not born a walker, You learned how to walk. Dan akhirnya kucing itu pun ingin belajar berenang dan mencoba berlatih renang serta menyisir apapa yg bs membantunya belajar.

Ibrohnya "Kita tidak dilahirkan untuk langsung bisa semua hal, tapi kita bisa belajar untuk bisa, kita bisa mengurai hal-hal kecil yg kita butuhkan untuk belajar".

Dan salah satu ruang belajar adalah dengan Membaca^^
Siti Sartika Hardiyanti
Assalamu'alaikum, Welcome to My Blog Housewife journal berisikan lifestyle parenting, cooking dan book's review. Semoga blog ini bermanfaat yaa, Good reading, Happy mood

Related Posts

Post a Comment